Kamis, 23 Desember 2010

Account Receivable & Bad Debt Expense

Tentu semua sudah tahu kalau yang namanay jual beli itu ada yang secara Cash dan adapula yang secara kredit. Bedanya, kalau penjualan dilakukan secara cash, maka si penjual akan mengentri “cash” di sisi debitnya sedangkan kalau penjualan dilakukan secara kredit makan si penjual akan mengentri “Piutang” atau “Account Receivable” di sisi debitnya.
Mengenai AR (Account receivable),  kadang piutang yang kita punya di customer itu tidak selalu tertagih atau terkumpul secara penuh. Nah piutang yang tak terkumpul itu disebut sebagai “Bad Debt”. Perusahaan biasanya menggunakan satu dua metode untuk penghapusan piutang tak tertagih itu. Metode itu adalah Direct Write Off & Allowance Method.

Direct write-off method
Untuk keperluan pajak, biasanya perusahaan menggunakan metode ini dalam penghapusan piutang tak tertagihnya. Pada periode ini, bad debt diakui hanya setelah perusahaan mendapat kepastian bahwa sejumlah piutang tidak mungkin bias terkumpulkan. Sebelum memutuskan bahwa piutang tersebut benar-benar tidak akan tertagih, biasanya perusahaan membuat beberapa upaya untuk menagih kepada pelanggan.

Mengakui adanya piutang tertagih, tentunya harus dilakukan pencatatan atau jurnal yang meningkatkan bad debt expense dan mengurangi jumlah AR. Misalkan pada tanggal 12 Oktober diketahui bahwa piutang atas dari PT Saragih sebesar 12.000.000 tidak akan terbayar.
Maka jurnalnya : 


Allowance method
Berdasr metode ini, sebuah adjustment akan dibuat di akhir setiap periode akuntansi untuk mengestimasi berapa kira-kira jumlah piutang yang takan bias tertagih selama periode akuntansi tersebut. Menurut metode ini, penyesuian yang dibuat untuk memperkirakan adanya piutang tak tertagih tidak langsung mengurangkanya dengan AR. Karena AR ini akan menjadi sebuah control account yang mana balance nya harus tetap sama dengan apa yang ada di buku besar. Karena itulah maka di buatkan contra account u tuk mencadangkan estimasi dari sejumlah piutang tak tertagih itu yang kemuadian disebut dengan account Allowance for Bad Debt atau atau disebut juga Allowance for Doubtfull Account yang yang bilamana di kombinasikan dengan AR yang ada maka bisa menunjukan kira-kira berapa Net Realizable Value dari AR itu sendiri.

Jika di akhir periode akuntansi, perusahaan mengestimasikan sejumlah 25.000.000 dari piutangnya yang tidak akan tertagih, maka perusahaan akan membuat jurnal :

Setelah dilakukan entri tersebut, jumlah si AR tidak mengalami pengurangan, artinya masih full jumlahnya sama dengan apa yang ada di buku besar. Nah, baru ketika ada customer yang bilang bahwa ia tidak akan bisa membayar utangnya, baru lah perusahaan menjurnal pengakuan pengurangan AR ini. Misalkan dari 25.000.000 yang dicadangkan, ternyata hanya 5.000.000 AR yang ngga bisa tertagih, sehingga jurnalnya :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar